Perempuan itu
Tertunduk lesu di beranda rumah
Menyapih bayi kurus yang tak bisa dibelikan susu
Sesekali berkidung lirih
Dengan tatap kosong menerawang
Menembus malam sunyi berbadai
Tak hendak ia meronta
Atau sekadar menggugat
Cukup kira baginya meratap
Membendung rindu bercampur amarah
Kristal air mata,bertabur tak berbendung
Tumpah lalu menggenang
Menghanyutkan asa dalam keterpaksaan
Ia bukanlah perempuan terdidik
yang mampu mengeja angka dan huruf
ia juga bukan perempuan berkelas
yang manja dalam buaian fasiltas
ke manakah ia?
Apa salahku ?
Oh..barangkali aku ?
Memang diriku….
Lahir setumpuk geram sesal
Salahkan diri
Hanya itu bisa dilakukannya
Ya hanya itu…
Ia pasrah
Dalam rindu bercampur amarah
Menunggu nasib menyapa kembali
Oh..ia pasrah
Menunggunya kembali
Mentra 58, 20 November 2008
Suatu siang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar