Rabu, 16 April 2008

Menulis (lagi): Oleh-oleh dari "Tuhan Tidak Tidur"

Banyak tokoh yang hadir, mulai dari Rieke D. Pitaloka, Budiman Sudjatmiko, Ratna Sarumpaet, Rosihan Anwar, Hariman Siregar 'malari' , Moerdiono, sampai Sri Sultan HB, dan yang lainnya. Namun bukan itu yang hendak saya ceritakan dalam tulisan ini. Undangan launching buku "Tuhan Tidak Tidur" karya Soekardi Rinakit yang disampaikan oleh mas Tom (Utomo Dananjaya) setidaknya menjadi satu kesyukuran buatku dan juga seorang teman yang memiliki profesi sebagai aktivis seminar (bukan maksud memberi label baru). Forum seperti ini, selalu saja melahirkan satu tuntutan baru. Kata demi kata yang termuntahkan sebagai testimoni tidak hanya berefek bagi penulis. Tapi juga bagiku tentunya, meski secara tidak langsung. Simak testimoni beberapa di antara mereka :
"... Dengan buku ini mudah-mudahan kita bisa berubah...sebab kitalah agen perubah itu.." (Miing "Bagito" Gumelar)
"Moga kaki, tangan dan ide kita tidak digemboki..dan Tuhan Tidak tidur..." (Rieke D.Pitaloka)
"Bukan saatnya kita bergurau, saya siap jadi presiden. Tapi masalahnya saya tidak berpartai dan tidak punya uang" (Ratna Sarumpaet)
"kapan Tuhan membangunkan orang yang tertidur atas apa yang terjadi di Indonesia" (paini Hadi)
"Buku ini akan menjadi inspirasi bagi orang yang membutuhkan inspirasi itu, bagi orang yang tidak memiliki kekuasaan, maka "Tuhan Tidak Tidur"akan menjadi inspirasi untuk terus mengutuk terhadap apa yang terjadi di negeri ini. Sementara bagi orang yang memiliki kekuasaan, maka buku ini akan menjadi saksi atas apa yang ia perbuat.." (Budiman Sudjatmiko)
" Apakah anda pesimis atau optimis?, tapi saya memiliki tekad..." (Rosihan Anwar)
Kurang lebih begitulah beberapa komentar beberapa tokoh/public figure dalam testimoni launching buku di Four Season hotel tadi..
Sekali lagi, testimoni tadi tidak hanya berefek bagi penulis. tapi bagiku juga. Ada semangat yang sempat terkomunikasikan bersama temanku tadi ketika melangkahkan kaki menuju luar gedung acara. Ada semangat utnuk kemudian berbuat, melahirkan karya. Menulis!! seabgai salah satu jawaban. Menulis menjadi tuntutan yang harus segera ditunaikan. Menulis menjadi sebuah harapan bagi kami untuk menggulirkan ide. Menulis dengan idealisme tentunya. Komentar-komentar (terutama yang diungkapkan bagi penulis sendiri: bahwa masa depan indonesia tergantung bagaimana pemimpinnya, tergantung bagaimana generasi saaat ini mampu membaca kondisi hari ini.. dan Tuhan Tidak Tidur.."
Sebagai anak muda yang hadir dalam forum itu tuntutan utnuk berbuat, berkarya, semakin mendesak untuk segera teraktualisasikan. bukan karena selama ini belum ada karya. tapi berbuat lebih untuk bangsa ini.

Tidak ada komentar: