Senin, 19 November 2007

detik-detik jelang UJIAN SKRIPSI

Menjelang dan bahkan usai sidang skripsi tanggal 26 Oktober , blog ini sama sekali jarang diupdate. Lihat aja tulisan terakhir...masih itu-itu saja bukan?

Mengawali kembali tulisan setelah beberapa bulan take a rest ngisi blog, tak apa kalau sekarang menyapa pengunjung blog dengan tulisan tentang Ramadhan kemarin. Meski Ramadhan udah sebulan lebih berlalu, tapi setidaknya ada hikmah yang hendak tersampaikan.

Di awal ramadhan, rencana untuk kembali ke Menteng Raya 58 bareng Mba Indah (kloter terakhir pasca pleno nasional di Makassar) harus gagal. Bukan karena tak ibgin kembali ke Jakarta karena keasikan di Makassar, tetapi disebabkan kendala kepanitiaan jadi harus bisa bersabar untuk menunggu di Makassar beberapa hari lagi. Besoknya, mengunjungi kampus (kayak bukan mahasiswa aja). Di papan pengumuman akademik saya membaca selebaran yang tiba-tiba saja membangkitkan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi. Waktu untuk mengerjakan skripsi hanya dalam tempo 3 pekan, agar bisa memenuhi syaarat akademik terhadap apa yang menjadi motivasiku tadi (?). Emm..sejenak berpikir apakah dalam kurun waktu tersebut bisa terselesaikan. Padahal skripsi masih di BAB III. Saya baru sadar, beberapa bulan telah saya lewatklan tanpa berbuat banyak untuk skripsi. Selalu saja adakata ”nanti aja deh”. Beberapa saat berpikir, BISMILLAH saya meyakinkan diri untuk bisa memenuhi target. Dari sini, saya sedikit mulai bisa membaca hikmah atas gagalnya keberangkatanku kembali ke Jakarta. Saya termotivasi untuk segera kembali menulis sskripsi.

Alhasil, malam hari menemani nyamuk-nyamuk yang tengah sibuk beraktivitas. Bedanya mereka sibuk beraktivitas menghisap darah manusia yang terlelap tidur, sementara saya di malam hari sibuk memencet keyboard laptop sambil sesekali menganalaisis konten buku, data, koran, jurnal, dokumen yang sedang kukaji. Mau tidak mau memang harus begadang sampai sehabis subuh, sebab pagi pukul 11.00 sudah harus kekampus mengurus adminstrasi ujian skripsi yang super ribet minta ampun. ( malah lebih ribet dari mengerjakan skripsinya) plus menghadap konsultan.

Alhamdulillah teman-teman di menteng membantu mencarikan data dan surat penelitian. Sebab lokasi penelitianku di Jakarata. Awalnya saya berencana meminta surat penelitian sebagai bukti administrasi setelah lebaran. Pfuahhhh...dua pekan lebih berjibaku dengan skripsi, akhirnya selesai juga pada pekan ke tiga. Tidak terasa menjelang lebaran. Aktivitas akademik libur dua pekan, jadi yah kembali harus bersabar menunggu sampai lebaran usai. Santai sejenak, sebab skripsi sudah selesai, yah..tinggal proses editing saja. Jadi tidak sesibuk 3 pekan sebelumnya. Baru beberapa hari, kabar duka di pagi hari mengejutkan saya dan keluarga. Adik ibu meninggal dunia usai shalat subuh. Ah..kabar yang sungguh mengejutkan.Sebab tak ada firasat sebelumnya. Cukup berat menerima kabar duka dari keluarga terdekat. Sebab beliau juga sudah kuanggap sebagai bapak. Sepertinya, hikmah tertundanya ujian skripsi yang dijadwal sebelum lebaran, supaya saya ujiannya tidak dalam keadaan berduka yang sangat.

Setelah lebaran, persetujuan pembimbing pun sudah saya dapatkan untuk bisa menempuh sidang ujian skripsi. Tepat tanggal 26 Oktober 2007, sidang pun digelar. Panitia ujian diketuai oleh Prof. Alma Manuputy, SH..,MH pun berjalan lancar dan sukses. Lega rasanya. Proses perampungan skripsi yang meskipun sebenarnya sudah lama diprogramkan, ternyata dapat dikerjakan dengan waktu singkat di detik-detik terakhir. Asal kerja keras, optimis dan tidak menunda-nunda.

Senin, 20 Agustus 2007

BILA MASIH ADA ANAK MUDA


Melanjutkan estafeta kepemimpinan Persatuan Pelajar Islam Asia Tenggara (PEPIAT), kembali digelar Kongres PEPIAT di Jakarta (21-24 juli 2007). Tema " Kepemimpinan Muda, Kebangkitan Asia Tenggara" menjadi semangat yang mewarnai perjalanan kongres. Sebagai oleh-oleh, saya ingin menyajikan hasil dari rangkaian seminar pra-kongres yang diantaranya diisi oleh Dato seri Anwar Ibrahim (Malaysia), Yudi Latif, Mustafa Kamil Ayyub (Malaysia), Amin Rais, Fuad Bawazier, Ibnu Mahmud. Meskipun tidak disajikan secara komperehensif, semoga tulisan ini dapat memberi manfaat.

Indonesia Dan Malaysia dalam bentuk populasi piramid. Jumlah kaum muda menjadi majority population. Sampai tahun 60-an, peran pemuda cukup signifikan. Dalam sebuah rezim dominant pada sebuah negara, maka timbal baliknya akan mendapat perlawanan dari internal suatu negara, sehingga memudahkan membawa angin keterbukaan. Perlawanan kemudian lebih banyak dipelopori oleh kaum muda. Akan tetapi pada rezim otoritarian punya kecendrungan untuk memperpanjang kekuasaan. Akhirnya terjadi pemampatan alih generasi kepemimpinan. Kemudian terjadi penuaan dalam politik.

Kaum muda juga sangat penting perannya di bidang ekonomi.. Batas ruang menjadi sangat relatif sebagai implikasi globalisasi. Maka penjajahan, invasi, penaklukan akan mudah dilakukan tanpa harus berada di negara yang menjadi objek target. Globalisasi dapat membuat terjadinya perampasan dunia. Predatory capitalism menjadi bagian dari cirinya. Globalisasi membuat sovreignity suatu negara menjadi berkurang, akibatnya negara tidak mampu menyelesaikan persoalan yang lebih besar.. Globalisasi mengambil sebagaian otoritas negara, sehingga masyarakat harus bekerja sama dengan pihak luar. Sebuah paradoks global, sebab di satu sisi ada resistensi untuk mengakomodir masalah lokal.Salah satu dampaknya dapat dilihat dari fenomena berikut: Life style dibentuk terhadap kekuatan market, bukan berdasar produktif tetapi berdasar konsumtif. Akibatnya untuk memenuhi kebutuhan life style, nilai-nilai dikorbankan. Akibatnya terjadi prostitusi. Tidak hanya prostitusi seksual, tetapi juga prostitusi intelektual dan politik.

Namun Bagaimanapun kebobrokan suatu bangsa, tapi kalau ada negara yang masih memiliki kaum muda yang mempertahankan idealismenya maka kebangkitan itu akan lahir. Meskipun dengan gelombang hegemoni globalisasi, tetapi kalau pemudanya bijak. Maka hal ini akan bisa menjadi kekuatan untuk membangun tamaddun suatu bangsa. Optimis, keyakinan dan kekuatan anak muda menjadi cikal bakal lahirnya kebangkitan. Dalam sejarah islam, sahabiyah dan pejuang islam di awal perjuangan islam, mereka berada pada usia muda (sekitar 20 tahun). reformasi Indonesia sendiri dipelopori oleh anak muda. Idealisme anak muda telah merombak perubahan yang besar. Rasulullah pada usia 23 tahun melakukan perubahan besar.

Dalam konteks Asia Tenggara, rumpun melayu rantau asia tengara merupakan elemen yang memilki kekuatan besar untuk menjadi titik kebangkitan islam. Sebuah catatan, bahwa tidak ada perjuangan yang dihamparkan dengan permadani merah, tetapi dihamparkan dengan onak dan duri.

Olehnya itu, kaum muda atau anak muda haruslah menjadi pribadi yang secara intelektual matang, memiliki kesadaran akan masa lalu, inner strength dan spiritual yang matang. Sehingga menjadi pribadi yang kokoh dan tampil sebagai pelopor di garda terdepan untuk menyeru pada kebajikan. Namun, tentunya seruan kebajikan tak kan berarti bila tidak diikuti dengan amal shalih.

Harapan yang tersisa adalah bahwa kita sebagai kaum muda, menjadi anak muda yang responsif dan proaktif dalam menjawab problematika ummat. Tidak tinggal diam, dan menjadi penonton yang hanya mampu bersorak. Kitalah, anak muda yang menjadi aktor dalam pentas peradaban dunia. Sebab kitalah perpaduan atas semangat yang membaja, teguh dalam memegang prinsip, komitmen dan beridealisme tinggi, serta memiliki ketajaman pikir. Akhirnya, kongres-pun usai, dengan melahirkan pemimpin pelajar islam serantau Asia Tenggara yang diharapkan menjadi motor penggerak kepeloporan kaum muda.

Senin, 09 Juli 2007

BERANGKAT DARI PERNYATAAN BANG DEDI “NAGABONAR” MIZWAR

Membaca, ngobrol, tidur dan melamun adalah aktivitas yang paling sering dikerjakan orang saat menunggu. Dalam sebuah perjalanan Jakarta-Makassar, saya mencoba memilih aktivitas yang bisa membuat saya enjoy untuk meminimalisir kebosanan. Saya mengambil majalah wisata yang biasa disediakan oleh semua maskapai penerbangan. Dari beberapa artikel yang ada, saya tertarik untuk membaca wawancara dengan artis kawakan Dedi Mizwar yang tak hanya berprofesi sebagai aktor, tetapi sekaligus juga seorang sutradara dan produser. Puluhan film yang telah dibintangi dan berbagi penghargaan telah disandangnya menjadikan ia sebagai orang yang patut diperhitungkan di dunia perfilman.

Sebagai seorang yang bergerak di dunia film, tentunya ia pun lebih banyak tahu tentang perkembangan film hari ini, terutama di Indonesia. Saat ini bang Dedi lebih banyak menggarap film-film religius, sebagai bentuk keresahannya terhadap film-film yang ada . Ada satu pernyataan menarik yang dilontarkan oleh pemeran Nagabonar dalam Nagobanar jadi dua ini di majalah tersebut, bahwa perkembangan budaya suatu bangsa dapat dilihat dari karya film yang dihasilkan. Sebab film menurutnya sebagai sebuah sarana efektif menyampaikan pesan-pesan moril ke masyarakat. Saya kemudian mengamini pernyataan tersebut. Apalagi film, sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter masyarakat. Begitupula sebaliknya, jika masyarakat memiliki karakter yang lemah maka film yang dihasilkan pun sangat jauh dari pesan-pesan moral yang membangun.

Saya mencoba mengingat-ingat film maupun sinetron Indonesia yang pernah di tayangkan. Memori yang muncul adalah sinetron mistik. Seorang anak kecil misalnya digambarkan berteman dengan seorang peri penolong yang bisa mengabulkan permintaan anak. Ada juga yang menmpilkan ular siluman yang kadangkala berubah menjadi wanita cantik. Sangat tidak masuk akal, bahkan jika dikaitkan dengan hal-hal transcendental dalam agama pun juga tidak bisa nyambung. Dampak dari hal tersebut menurut pengalaman saya, anak-anak menjadi percaya bahwa peri penolong itu ada. Bahkan ekstrimnya, jika anak menemui masalah maka yang akan dimintai pertolongannya adalah peri. Ini justru akan mengarahkan anak untuk memercayai ada kekuatan penolong selain Allah. Ada juga anak yang mencoba menjatuhkan diri dari ketinggian, karena sering menyaksikan film atau sinetron yang menggambarkan manusia memiliki sayap. Anak-anak diajak untuk berpikir tidak rasional.

Itu baru film mistik saja, belum lagi film-film horror dengan berbagai judul yang mencoba meng-hororkan sebuah benda atau keadaan. Misal saja Bangku kosong, Hantu Jeruk Perut, Terowongan Casablanca, dan bangsal 13. Belum lagi sinetron-sinetron yang tayang di televisi. Dampaknya lebih besar trhadap anak, misalnya mereka menjadi anak yang penakut.

Cerita cinta dan gemerlap dunia remaja juga dieksploitasi dalam beberapa film dan sinetron. Seorang ibu guru konseling mengutarakan kekhawatirannya, dengan penampilan gaya anak SMU dangan seragam sekolah di luar batas kewajaran. Kadang pula dikisahkan Sikap guru yang ditampilkan krang berwibawa dan selalu menjadi bahan ledekan siswa. Tentunya ini akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter siswa dan penghormatan terhadap guru. Kisah-kisah remaja kurang memberikan pesan moril tetapi lebih mengksploitasi dunia remaja yang senang hura-hura, memadu cinta dan tak sedikit film yang menjadikan pemeran utamanya sebagai sosok remaja yang hamil di luar nikah. Seorang produser pernah berkomentar jika itulah realitas remaja yang coba dikemas dan ditampilkan. Pertanyaannya, lalu apa selanjutnya?, pesan moril apa yang terbangun di masyarakat. Justru dampaknya, masyarakat semakin mentolerir perilaku remaja yang kurang baik tersebut. Misalnya saja, bagaimana perilaku hamil di luar nikah oleh masyarakat menjadi tidak tabu lagi.Yang penting menikah sebelum anak keburu lahir.

Yah, itulah sedikit gambaran tentang realitas dunia perfilman dan sinetron saat ini. Karya yang dihasilkan belum cukup mampu membangun budaya bangsa berkarakter. Namun untuk mengubah keadaan ini, tak cukup dengan counter wacana. Karya harus dibalas karya. Risau terhadap karya yang ada saat ini, maka jawabannya adalah menciptakan karya tanding. Siapa yang akan menciptakana karya tanding, kalau bukan anak muda Indonesia, dan tentunya mereka yang punya potensi dan minat di bidan per-film-an. namun yang lebih penting adalah mereka yang berpotensi, punya minat dan juga punya visi.

Rabu, 20 Juni 2007

PERDAGANGAN PEREMPUAN: SEBUAH KEKHAWATIRAN

  1. Arus kapitalisme yang berjalan beriringan dengan globalisasi, mengantarkan manusia menjadi matrealistis. Tak dapat disangkal, bahwa industrialisasi sebagai salah satu cirinya menunjukkan perkembangan yang semakin pesat. Berbagai komoditi dijadikan sebagai objek dalam indutrialisasi tersebut dan berdampak terhadap kreativitas manusia dalam menemukan jenis komoditi yang dapat mendatangkan banyak keuntungan (uang). Tata nilai kemudian terpinggirkan dan Hak Asasi Manusia (HAM) pun tidak lagi dijunjung tinggi.
    Salah satu kreativitas bebas nilai yang ditemukan oleh manusia, adalah menjadikan manusia sebagai komoditi
    industri. Manusia diperdagangkan, diperjualbelikan, seperti layaknya komoditi lain. Sederhananya, manusia berdagang manusia. Dalam sistem yang terorganisir, manusia masuk dalam industri perdagangan manusia yang berlangsung tidak hanya dalam negara saja, tapi juga melewati lintas batas negara.
    Hingga hari ini, perdagangan manusia masih menjadi isu global yang mengemuka. Dalam perkembangannya, perdagangan manusia adalah bentuk modern perbudakan yang luas terjadi di seluruh dunia. Memperdagangkan manusia adalah industri kejahatan terbesar kedua di dunia setelah perdagangan obat terlarang dan merupakan yang tercepat pertumbuhannya. Menurut Laporan Perdagangan Manusia Amerika Serikat 2004, 5.564 perempuan ditangkap dan ditahan di Malaysia karena dicurigai melakukan prostitusi dan mereka adalah korban perdagangan manusia.
    . Sedangkan dalam catatan Asian Development Bank, pada tahun 2003 sebanyak satu sampai dua juta manusia diestimasi telah diperdagangkan di seluruh dunia. Sebagian besar dari negara miskin dan berada pada tahap berkembang.
    Dalam aktivitas perdagangan manusia tersebut, perempuan juga telah menjadi bagian dari komoditas yang dieksploitasi. Fakta membuktikan bahwa perempuan telah dieksploitasi sedemikian rupa. Dalam kondisi seperti ini, anak-anak bangsa menjadi kehilangan tokoh ibu yang bisa dijadikan pujaan dan kebanggaan. Dunia kehilangan figur perempuan yang mulia. perempuan-perempuan yang diperlakukan seperti barang dagangan.
    Dalam penelitian Anatona Guno
    mengenai perbudakan dan perdagangan di kawasan Selat malaka dalam kurun waktu tahun 1786-1980, perempuan menjadi komoditas yang menarik karena mempunyai harga jual yang lebih tinggi daripada laki-laki. Perempuan yang diperdagangkan ini ditujukan untuk keperluan sebagai buruh, pelacuran dan dijadikan istri, dengan melibatkan berbagai kelas sosial, etnis, dan golongan[4]. Permintaan pasar tehadap komoditi perempuan jauh lebih besar dibandingkan permintaan pasar terhadap laki-laki. Itulah sebabnya perempuan yang menjadi korban perdagangan manusia jauh lebih besar dibandingkan laki-laki. Sebagai komoditi, perempuan lebih sering dijadikan pekerja seks dalam industri prostitusi dimana konsumen dalam industri ini didominasi oleh laki-laki. Industri prostitusi merupakan permintaan paling banyak dalam kasus perdagangan perempuan. Tetapi tidak hanya itu, perempuan diperdagangkan juga untuk dijadikan budak, buruh dan bahkan untuk kepentingan penjualan organ tubuh. Berbeda dengan laki-laki, jumlah permintaan pasar untuk menjadikan laki-laki sebagai komoditi relatif lebih kecil karena peruntukkan komoditi laki-laki terutama hanya untuk dipekerjakan sebagai buruh kasar (bangunan, pabrik). Dengan kata lain, peruntukkan komoditi laki-laki dalam perdagangan manusia, sebagian besar hanya untuk dieksploitasi tenaganya.
    Dilandasi oleh faktor kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan dapat menggeser manusia untuk bisa bertahan dalam tantangan arus globalisasi. Masyarakat yang pragmatis menjadikan perempuan sebaagi aset yang menghasilkan uang. Apalagi oleh masyarakat di negara miskin. Perempuan dianggap sebagai kelompok kelas kedua (subordinate), sementara laki-laki sebagai pemilik kekuasaan despotik terhadap perempuan yang bisa melakukan apa saja. Termasuk memperdagangkan perempuan. Kondisi ini akhirnya menempatkan anak perempuan dalam keterpaksaannya, untuk dijadikan komoditi. Di Asia, seringkali perempuan yang diperdagangkan buta huruf, dari desa terpencil, miskin, etnis minoritas dan kasta terbawah.
    Pada bulan Oktober 2006, Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan menyebutkan ada 18 perempuan Indonesia dari berbagai daerah yang diperdagangkan sebagai pekerja seks komersial ke Jepang,
    padahal menurut janji awal mereka akan menjadi duta seni sebagai penari. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Menneg PP) Meutia Hatta juga mengatakan, diperkirakan jumlah korban perdagangan manusia dengan modus sama mencapai lebih dari 1.000 perempuan dan Jepang diduga bukan satu-satunya negara tujuan. Indonesia sendiri termasuk negara tier ke-3 dalam laporan perdagangan manusia 2002. Berdasarkan laporan Depertemen Luar Negeri Amerika Serikat tahun 2001 mengenai Perdagangan Manusia, bahwa Indonesia bersama 22 negara lainnya dipandang sebagai sumber perdagangan manusia, baik untuk kepentingan dalam negeri maupun mancanegara.
    Salah satu tujuan perdagangan manusia adalah memasukkan perempuan dalam industri prostitusi. Di Thailand pada tahun 1993, diperkirakan 20.000 perempuan Burma terlibat sebagai pekerja seks di dalamnya., selain berasal dari Burma tercatat pula bahwa 80 ribu perempuan dari provinsi Yunan di Cina dikirim ke Thailand. Sementara di Malaysia Timur banyak pula perempuan Indonesia menjadi pekerja seks dalam industri prostitusi. Begitupula dengan Ukraina, sekitar 500 ribu wanita dan anak-anak dari negeri ini diselundupkan ke negara-negara Eropa. Komisi HAM PBB melaporkan, sekitar10 ribu anak-anak perempuan diselundupkan dari Myanmar ke Thailand. 40 persen pekerja seks anak di Kamboja di datangkan dari Vietnam. UNICEF juga melaporkan bahwa di Taiwan, sekitar 100 ribu remaja putri terlibat dalam industri prostitusi. Korban dalam industri prostitusi ini, sebagian besar merupakan korban perdagangan perempuan.
    Dalam banyak kasus perdagangan manusia yang terjadi, seringkali korban dipaksa dengan modus penculikan. Tak sedikit pula korban berada dalam jeratan utang, sehingga dalam keadaan terpaksa mau dijadikan tebusan utang yang tidak dapat dibayar. Modus lain, korban ditipu dengan akan dipekerjakan di luar negeri sebagai buruh migran. Dalam modus penipuan, seringkali melibatkan orang terdekat seperti keluarga, tetangga dan tokoh masyarakat setempat
    . Seperti pada salah satu contoh kasus yang terjadi pada gadis yang masih berusia 17 tahun di Indonesia, ia diajak oleh bibinya untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Tapi pada akhirnya ia dibawa ke lokasi prostitusi, bahkan dipaksa dan dianiaya untuk menjajakan seks. Studi tentang pekerja seks di india, bahwa 33 persen dipaksa masuk dalam industri prostitusi karena ajakan keluarga dekat.
    Tidak hanya prostitusi yang menjadi tujuan utama dalam perdagangan perempuan. Mereka yang diperdagangkan akan dipaksa menjalani aktivitas sebagai berikut:
    Peredaran narkotika, Mail order bride, Child sex tourism (kasus untuk anak perempuan), Buruh migran (pembantu rumah tangga, buruh pabrik) dengan upah murah, Eksploitasi organ tubuh, Kurir narkoba, Adopsi ilegal, Pengemis jalanan dan tindakan serupa perbudakan.
    Perdagangan perempuan sebagai aktivitas dalam trafficking in humanity lintas batas negara, sudah seharusnya menjadi perhatian yang serius dari masyarakat internasional mengingat semakin banyaknya kasus yang terjadi.








Jumat, 15 Juni 2007

TEMU PEMUDA SERANTAU, MENCETAK PEMIMPIN BARU




Mulai dari tanggal 2 sampai 7 Juni 2007, Kaliurang Yogyakarta menjadi saksi diselenggarakannya Temu Pemuda Serantau, maksudnya apa yah?. Temu Pemuda Serantau merupakan kumpulan pemuda yang berasal dari negara rumpun Melayu, yang sekaligus juga merupakan negara dalam kawasan Asia Tenggara. Pada perencanaan awal peserta dalam kegiatan ini akan dihadiri perwakilan organisasi pemuda islam se-kawasan Asia Tenggara meliputi, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Kamboja. Namun, karena ada kendala teknis teman-teman dari Singapura, Kamboja dan Thailand tidak berkesempatan hadir. Jumlah pesera keseluruhan sebanyak 65 orang, empat puluh orang diantaranya berasal dari Malaysia yang terdiri dari perwakilan PKPIM (Persekutuan Kebangsaan Pelajar Islam Malaysia) dan YPU (Yayasan Pembangunan Ummah). Sementara dari Indonesia sendiri diwakili oleh organisasi PII (Pelajar Islam Indonesia), GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam),dan lainnya. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Dialog Dakwah Serantau yang salah satu wali amanatnya adalah Almarhum Hussein Umar (Indonesia), selain itu ada DR. Anuar Tahir (Malaysia) dan wali amanat lainnya dari Singapura, Thailand dan Kamboja. Sementara organisasi penyelenggaranya adalah GPII.

Seluruh rangkaian acara diawali dengan opening ceremony di Benteng Vredenburg Yogyakarta, yang langsung dibuka oleh Menegpora Adyaksa Dault. Sesi selanjutnya adalah Ta’aruf dan diskusi Why we are here?. Semua peserta antusias mengikuti rangkaian acara ini. Apalagi rangakaian materi yang disuguhkan memacu militansi pemuda serantau dan tentunya meningkatkan semangat dakwah. Misalnya saja materi Akidah dan Ukhuwah, materi Kekuatan Spiritual, serta Keterampilan Pemuda yang masing-masing diisi oleh DR. Muhammad Nur Manuty (Malaysia), Wan Kharisal bin Wan Khasim (Malaysia) dan DR. Annuar Tahir (Malaysia). Penyajian materi pun tidak membosankan, sebab lebih partsipatif dengan disertai games dan diskusi tentunya. Peserta baik dari Indonesi maupun Malaysia antusias mengajukan pertnayaan kepada para pemateri.

Tidak hanya meteri di dalam kelas, di hari ke-3 adalah kegiatan Out Bond mulai dari pagi sampai malam. Sesi out bond dipandu oleh Tim Sang Surya dengan segudang permainan sarat makna. Misalnya saja peserta dibagi dalam tim (2 tim putra dan 1 tim putri), masing-masing anggota tim lalu berpegangan tangan untuk rebutan mengambil balon paling ujung, tangan peserta tidak boleh lepas. Tentu saja, jika hanya mengandalkan tangan saja barisan tim tak mampu mencapai balon. Oleh karenanya digunakan kekuatan kreativitas, ada yang menggunakan jaket, tali sepatu, gantungan kartu nama dan lainnya untuk memperpanjang barisan peserta. Selain untuk mengerahkan potensi kreativitas, permainan ini juga sarat dengan makna pengorbanan, saling mempercayai, semangat, kejujuran dan tentu saja kerja keras. Beberapa permainan lainnya adalah lempar tangkap gelas dan telur, jalan di atas gelas dan permainan lain yang mengasah olah pikir, serta memacu kreativitas. Paling seru, ketika malam hari peserta satu persatu berjalan di atas bara api. Pada sesi ini tidak ada ritual khusus untuk bisa berjalan di atas api, tetapi yang diperlukan adalah keberanian dan motivasi untuk melewati rintangan api. Makna permainan ini bahwa, masalah sebesar apapun dapat dilewati asalkan kita sendiri punya kemauan untuk itu. Keren kan?

Oiya, setiap pagi setelah shalat subuh jamaah dan kultum, peserta melakukan riyadha di sekitar kaliurang. Calon pemimpin masa depan tidak cukup memiliki kematangan intelektual dan spiritual saja, tapi ketahanan fisik yang baik juga penting. Selain itu, sesi ini juga lebih mendekatkan kita dengan alam. Agar lebih semangat peserta mengiringi riyadha dengan Mars Pemuda Serantau:

Sayup terdengar adzan di subuh hari
Memanggil ummat tegak berdiri
Siswa siswi pemuda putera puteri
Ayo langkahkan kaki
Kami pemuda berani dengan semangat merapi
Siap sedia berbakti
Pemuda berjati diri


Hari ke-4 saatnya peserta menunjukkan seni dan budaya masing-masing negara. Beberapa tim yang berlatih hanya empat saja, ternyata mampu menampilkan suguhan yang menarik. Bahkan mengkolaborasikan antara seni dan budaya negara peserta. Ada memadukan tarian piring dan lagu khas Melayu, akustik, pantun Melayu diiringi musik campur sari, bahkan salah satu tim yang menamai diri tim sya’ban menampilkan kolaborasi drama (Malaysia menyebutnya sketsa), pantun dan lagu khas Indonesia-Malaysia diiingi musik campur sari. Sesi ini makin mengeratkan hubungan budaya antar negara peserta. Sekaligus sebagai salah satu bentuk diplomasi kebudayaan yang dipelopori oleh pemuda. Apalagi masyarakat sekitar juga diajak untuk turut menyaksikan penampilan peserta.

Hari Berikutnya, peserta melakukan kunjungan dan bakti sosial ke daerah Patalan dan Bantul yang sempat terkena imbas gempa bumi. Di dua daerah tadi juga peserta mengunjungi surau yang didirikan atas kerja sama dengan masyarakat Malaysia pacsa terjadinya gempa bumi.

Memperkenalkan budaya dan kekayaan alam Indonesia kepada negara lain, tidak hanya cukup dengan penampilan budaya. Sehari sebelum penutupan peserta melakukan field trip ke candi Borobudur, Gunung Merapi (di gunung merapi kita sempat bertemu dan berbincang-bincang dengan mbah Marijan, tapi sayang mbah Marijan tak bisa diambil gambarnya) dan field trip berakhir di Malioboro.

Ada perjumpaan tentu ada perpisahan, peserta dari Malaysia harus kembali ke negara asal. Begitupa dengan peserta dari Indonesia. Ada yang harus kembali ke Makassar , Jakarta, Kupang, Aceh, Lampung, Banjarmasin maupun yang di wilayah Yogyakarta sendiri. Setiap peserta pulang dengan kenangan masing-masing. Namun, akumulasi dari kenangan itu adalah ukhuwah yang tebina begitu indah, tanpa memandang batas negara. Setiap peserta berangkulan dalam satu asa, mengucap ikrar untuk memperat jati diri sebagai pemuda Melayu, yang dapat memajukan peradaban islam dan budaya melayu yang islami serta mempersiapkan diri menjadi pemimpin sejati di masa depan. Allahuakbar. (Nur Amelia/memel)

Rabu, 23 Mei 2007

PEMIMPIN



Kebanyakan orang merindukan lahirnya sebuah peerubahan dan perbaikan namun mereka hanya bisa menjadi penonton, bersikap pasif dan tidak melakukan apapun untuk itu. Sementara hanya sedikit orang saja yang yang siapa menjadi aktor perubahan. Tipikal terakhir adalah tipikal orang yang memiliki jiwa kepeloporan, merekalah yang kemudian dapat dikatakan sebagai pemimipin. Seorang yang memiliki jiwa kepemimpinan, tidak akan tinggal diam. Akan tetapi terus bergerak, melakukan kerja-kerja nyata dalam menggerakkan orang lain demi mencapai sebuah tujuan.

Kepemimpinan adalah sebuah keharusan dalam proses kehidupan, agar mewujudkan keteraturan dan ketertiban sekaligus keseimbangan dalam sebuah tatanan masyarakat. Hal ini penting karena dengan adanya sebuah kepeminpina, maka potensi-potensi yang ada mampu dikelola, dibimbing dan dirahkan dengan tepat, selanjutnya merencanakan strategi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sehingga kepemimpinan menjadi kekuatan menuju kemenangan.
Kepemimpinan terkonsentrasi pada masalah hubungan dengan manusiadan memperhatikan masalah-masalah masa depan. Kepemimpinan banyak berbicara masalah visi, strategi dan selalu menekankan keteladan dan adanaya proses regenerasi. Senantiasa peduli dan selalu bersama-sama anggotanya.

Kepemimpinan harus memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini harus terangkum dalam visi yang menggambarkan kondisi masa depan yang diimpikan, dengan adanya visi mendorong kita untuk berkreasi dan berinovasi untuk mewujudkan apa yang menjadi impian tersebut. Maka wajar jika Napoleon berpendapat” Seseorang tidak akan memipin individu-individu tanpa bisa membangun kejelasan masa depan bagi mereka. Sebab pemimpin adalah penjelas harapan mereka”. Visi yang baik adalah visi yang berorientasi jauh ke depan dan memberikan gambaran masa depan berdasarkan pembacaan kondisi yang tepat dan hati-hati serta penuh perhitungan Sehingga tidak salah dalam pemilihan dan penentuan strategi yang harus diterapkan. Kejelasan visi akan mampu membakar jiwa orang yang dipimpin untuk mau mengerahkan segenapkan potensi dalam beraktivitas.
Pemimpin harus mampu mampu mempengaruhi dan mengendalikan. Kekuatan mempengaruhi sangat besar befeknya dalam sebuah kepemimpinan. Kekuatan mempengaruhi dan mengendalaikan dapat lahir bila orng yang memipin memiliki kemampuan dan kapabiltas serta kecerdasan dalam menunaikan tugas-tugasnya. Selanjutnya, kemampuan mempengaruhidan mengendalikan orang lain ada manakala seorang pemimpin dapat dipercaya karena kejurunnya meski pada hal-hal yang kelihatannya tampak remeh.
Setiap orang pada dasarnya memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Hanya saja sedikit orang yang menyadari dan mengasah potensi kepemimpinan itu. Petter Drucer seorang ahli manajemen modern yang telah mempelajari manajemen selama lima puluh tahun mengatakan bahwa “kepemimpinan itu wajib anda pelajari dan sangat mungkin bagi anda untuk mempelajarinya”. Kepemimpinan lahir dari sebuah proses, bukan sesuatu yang dating begitu saja secara tiba-tiba. Proses pembentukan itu terjadi melalui, lingkungan keluarga dan masyarakat ketika seorang pada masa kanak-kanak hingga pada proses pertumbuhannya telah mendapatkan pendidikan yang menanamkan jiwa kepemimpinan pada anak. Selanjutnya pengetahuan dan pengalaman yang telah didapatkan, termasuk di dalamnya adalah pelatihan-pelatihan yang membentuk karakter kepemimpinan seseorang.

KALA RINDU MENGGODA

Malam ini aku menunggu pagi
Menunggu dengan segenap asa
dalam cemas
Temani kesendirian sunyi
Bilakah mentari besok bersinar
Akankah ia masih menyapaku
Membelai dengan sinar hangatnya
Aku rindu pagi

Pagi ini aku menunggu malam
Menunggu dengan segenap iba
Dalam risau
Temani kebisingan siang
Bilakah rembulan bercahaya
Akankah ia masih menyambutku
Membasuh wajahku dengan siraman cahayanya
Aku rindu malam
Rindu akan perjumpaan terindah



?

?

Apa?
Siapa?
Aku?
Siapa aku?
Apa?
Aku siapa?
Maka….
Aku bukan siapa-siapa?
Aku hanya layak berkata
Aku milk-MU

P A N A S

Menyisiri Jakarta di siang hari begitu panas (ya iyalah, namanya juga siang, kecuali kalo lagi mendung atau hujan). Pfuhhh…keringat sudah segede biji jagung (kenapa coba harus segede jagung bukan segede beras, segede biji papaya atau yang lainnya? ). Pokoknya, siang ini begitu panas!

PANAS!, otak yang ada di dalam kepalaku memilih kata dengan 5 huruf itu. Lalu memainkannya dalam pola pikir radial. Hingga muncul beberapa kata baru yang ditarik dari kata panas tadi. Matahari, Setrika, Kompor, dan…..Kuah Coto…
Lintasan kata tadi, muncul karena bisa jadi saya lagi memikirkan sesuatu hal yang berkaitan dengan kata-kata kunci di atas. Misalnya saja kompor, hari ini saya lagi piket di asrama artinya masak lagi. Trus, Setrika…ya karena pakaian di loker menumpuk belum di sterika (hehehehe). Lalu kuah coto?? Nah lho ini maksudnya apa? Emm….rindu makassar oiiii.

Kata kunci kuah Coto tadi kembali dimainkan oleh otakku secara radial. Dari kata itu, muncul kata baru. Kantin 2 Unhas. Masih saja otak ini bermain dengan kata yang baru saja muncul. Kata berikut yang dihadirkan adalah Fakultas Hukum Unhas. Pfhhuuuhhh…….Ia belum letih, masih terus bermain dengan kata kunci berikutnya hingga berhenti sejenak di satu titik “ SKRIPSI”!

Jadi ingat skripsi yang masih bertahan di Bab III setelah seminar proposal di bulan April kemarin. Seharusnya saat ini sudah masuk ke tahap penelitian untuk selanjutnya di turunkan dalam Bab Pembahasan . Tapi…..penelitian belum juga selesai. Adakah masalah? Atau tak adakah waktu dan kesempatan untuk mengerjakannya??? Sibuk? Atau memang malas?

Kalau soal waktu, kesibukan dan kesempatan sebenarnya tak bisa menjadi alasan kuat untuk disalahkan. Waktu dan kesempatan cukuplah tersedia sebenarnya. Kadangkala, kita memang sering mencari alasan untuk membenarkan kemalasan kita. Atau mengkambinghitamkan aktivitas yang satu, sebagai alasan tertundanya aktivitas yang lain. Dengan kata berbeda, manejemen waktu yang belum tertata. Akhirnya ada yang harus dikorbankan.

Saya kemudian teringat pada sebuah pertemuan di atas angkutan umum alias pete’-pete’ ketika di Makassar bulan April lalu. Seorang ibu paruh baya, yang duduk tepat di sampingku. Awalnya, tak ada yang berkesan. Seperti biasanya, kebanyakan penumpang saling acuh karena tak saling mengenal (ada juga yag kadang berpura-pura acuh meski sebenarnya kenal). Perkenalan diawali, ketika ibu tadi mengomentari soal anak jalanan di kilo empat Makassar. Saya tertarik untuk melanjutkan komentar ibu berjilbab yang dari karakteristik wajahnya bahwa ia orang yang cukup terbuka dan ramah. Perkenalan berlanjut. Walah…ternyata kami pernah se-meja dalam sebuah seminar kepenulisan. Ibu itu moderator dan saya notulennya. Peristiwa itu setahun yang lalu. Ibu tadi lalu mengeluarkan sebuah buku yang akan dibedah sesaat lagi di salah satu sekolah siang itu. Ibu tadi lalu betanya, “dek, kamu sudah pernah menulis buku?” . tersipu malu saya menjawabnya, “belum bu”. Bagaimana tidak, seorang ibu rumah tangga, dan juga memiliki aktivitas di luar rumah sanggup menghasilkan sebuah buku. Sementara saya, yang masih muda, belum mengurus tetek-bengek rumah tangga, hingga saat ini belum menghasilkan sebuah karya buku. Meski sebelumnya beberapa karya ilmiah utntuk tujuan kompetisi telah mampu kuhasilkan. TApi tetap saja, saya belum punya karya buku yang terpublikasikan. Buku, menurutku sebuah sarana aktualisasi diri, mengekspresikan buah pikiran sekaligus sarana yang cukup efektif mentransformasikan nilai pada orang lain. Dan ibu tadi, dengan segenap aktivitasnya telah mampu melakukan itu melalui sebuah karya buku.

Kenyataan lain yang semakin memacu motivasi, ketika melihat seorang ibu, yang memiliki 11 putra-putri, dengan aktivitas padat mengurus organisasi, yayasan, dan menjadi pembicara pada berbagai seminar, masih memiliki semangat luar biasa untuk menyelesaikan tugas akhir di salah satu perguruan tinggi.

Dua contoh di atas hanya mewakili sedikit dari banyak kisah orang-orang yang tetap mampu berkarya di tengah kepadatan aktivitas. Namun seringkali, kita merasa menjadi orang yang paling sibuk sedunia dan berhenti berkarya apalagi berprestasi. Seperti pernyataan beberapa orang yang kadang kutemui
- Ga’ ah lagi sibuk
- Kasi aja kesempatan buat orang yang tak punya aktivitas
- Entar siapa yang mengurusi organisasi?
- Masih ada kerjaan nih
- Skripsi masih bab niat, maklum aktivis
- Dan alasan lainnya

Kita seringkali membuat batasan-batasan, bahwa kita tak bisa melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan (bukan berarti saya menafikan bahwa fokus itu penting). Akan tetapi terkadang kita lupa jikau banyak hal yang sebenarnya dapat kita lakukan. Hanya saja, masih dikontrol oleh waktu dan memenjarakan diri pada keengganan untuk berbuat lebih banyak. Saya lalu menarik napas panjang, saatnya berbuat lebih banyak, mumpung masih muda dan masih hidup.

SELAMAT JALAN SAHABATKU

Rezeki, jodoh, kelahiran dan kematian sekali lagi adalah sebuah misteri. Hari ini, saya kembali merasakan sedihnya ditinggalkan sahabat. Dua jam sebelum jadwal penerbangan ke Jakarta telepon genggam yang biasa saya bawa berdering dengan nada yang familiar di telingaku, tapi dengan nomor yang sama sekali tak kukenal. Tak ada firasat apapun. Seorang sahabat mengabarkan. Sudirman Caco (aku sering memanggilnya C A C O ) ketua Pengurus Wilayah(PW) PII Sulawesi Selatan bersama ketua PD Makassar yang baru saja menuntaskan masa jabatannya telah mendahului kembali ke Rahmatullah. Dari informasi sahabatku tadi, keduanya meninggal akibat kecelakaan di Pangkep. Ada apa gerangan? mengapa mereka ada di Pangkep. Kabar berikutnya kuterima, bahwa mereka hendak menghadiri Konfrensi Daerah PD PII Pinrang. Subhanallah!! kepergian yang indah menurutku. Mereka pergi dengan kekuatan tekad untuk mngembangkan dakwah pelajar di daerah. Tekad membangun motivasi dan semangat juang kader-kader PII Pinrang. Aah...sahabatku.....senyum dalam tidur abadimu itu sepertinya hendak mengabarkan kalau kalian hendak menuju CINTA NYA...tapi sayang, saya tak sempat melihat jasad Caco untuk terakhir kalinya. Handai taulan, kerabat, sahabat, saudara seperjuangan mengantarkan jenazah beliau. Terlihat beberapa kader seperjuangan dan segenap Alumni (Keluarga Besar) PII di sana. Ah..saudaraku engkau telah mendahului kami.....tek satupun diantara kami yang dapat menahan haru dan tangis. Sebab kalian yang kami kenal, adalah sosok yang selalu semangat, bergerak dan berjuang. kalian bukanlah sosok egois, tapi kalian rela mengorbankan kepentingan pribadi untuk umat. saya mengenal kalian sejak di bangku SMU. Saya tahu, sepajang perjalanan setelah tercerahkan dalam gerakan PII kalian hanya sibuk berpikir dan bertindak untuk dakwah, untuk izzul islam wal muslimin. Ah..saudaraku, nantikan kami bersamamu menjemput Syahid. Semoga!.

Satu cerita tersisa.....
kami menempuh perjalanan ke rumah almarhum seharian, dari siang sampai subuh. Tepat pukul 03.20 akupun langsug menuju bandara karena harus langsung berangkat ke Jakarta. Sementara 2 orang Korwil PII Wati Sulsel (Nirwana dan Rabita) langsung berangkat menuju Pinrang dalam rangka menghadiri Koferensi Daerah PD PII Pinrang. Subhanallah....saudaraku apakah kalian tidak letih. ataukah kalian trauma karena untuk menghadiri acara yang sama, dua orang saudara kita mendahului. TIDAK! saya tahu siapa kalian. Kalian adalah para pejuang yang memiliki semangat bak kobaran api. Tak pernah surut. Saya tahu meski badan kalian letih, namun semnagat berdakwah utnuk ummat jauh melebihi keletihan itu. Saudaraku, selamat berjuang!

( April 2007Bandara Hasanuddin, 04.00 WITA untuk keberangkatan yang tertunda)

Sabtu, 19 Mei 2007

Kebajikan yang Sempurna

Agama kita mengajarkan berbagai macam kebajikan. Dalam rentang waktu yang mengiringi usia kita dan di bawah kolong langit tempat memijak di bumi, tidak ada kesempatan yang mustahil bagi kita untuk berbuat kebajikan. Apalagi, fungsi kekhalifahan manusia (QS Albaqarah [2]: 30) memungkinkan sifat-sifat kebajikan Allah (asma’ul husna) mendekam dalam pribadi orang perorang.
Kebajikan memiliki arti yang luas. Secara khusus, Allah mengungkapkan perinciannya, “...sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya bila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan peperangan...” (QS Albaqarah [2]: 177)
Dari sederet kebajikan-kebajikan itu, ada kebajikan yang bisa mengantarkan seseorang pada sebuah kebajikan yang sempurna. Kebajikan yang sempurna itu adalah menafkahkan sebagian dari apa yang kita cintai. “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 92)
Namun, sebagian besar kita sesungguhnya belum bisa merengkuh kebajikan yang sempurna itu. Apa pasal? Tidak jarang, kita menafkahkan sebagian dari apa yang kita miliki namun yang kita nafkahkan itu tidak benar-benar sesuatu yang kita cintai. Kita berinfak untuk masjid atau lembaga pendidikan agama, menyumbangkan dana untuk korban bencana, menyisihkan rizki untuk tetangga dan menghibahkan barang yang masih bermanfaat untuk orang lain belum bisa dikata telah menggenggam kebajikan yang sempurna. Karena bisa jadi, harta yang dinafkahkan itu hanya bagian kecil saja dan, mungkin, tidak berarti apa-apa.
Suatu ketika, seorang tamu datang ke rumah Abu Dzar al-Ghifari. Dia berkata kepada tamu itu bahwa saat itu ia sedang sibuk. Dia memiliki beberapa ekor unta dan tamu itu diminta mengambil unta yang terbaik untuk dibawa pulang. Lantas tamu itu kembali dengan seekor unta yang kurus dan Abu Dzar berkata bahwa tamu itu tidak jujur kepadanya tentang unta itu. Tamu itu berkata bahwa dirinya menemukan unta yang terbaik di antara yang lain, tapi dia berpikir, barangkali suatu saat Abu Dzar akan membutuhkannya. Lalu Abu Dzar berkata, “Sesungguhnya hari ketika aku sangat membutuhkannya adalah hari saat aku dimasukkan ke liang kuburku, karena Allah berfirman, ‘kalian tidak akan pernah mencapai kebajikan yang sempurna kecuali kalian menafkahkan dari apa yang kalian cintai.’”
Jauh-jauh sebelumnya, dalam risalah kenabian, kita mengenal sosok Ibrahim a.s. yang merelakan Ismail, anak satu-satunya, disembelih demi menjalankan perintah Allah. Walau akhirnya perintah itu dianulir dan diganti dengan menyembelih seekor kambing.
Pada akhirinya, segala yang kita miliki hanya milik Allah semata. Kecintaan atas apa yang kita miliki hendaklah juga didasari oleh kecintaan pada Sang Pemilik. Karena, apa yang kita cintai dan menjadi milik kita pada hakekatnya bukanlah milik kita. Biarlah kecintaan atas apa yang kita miliki kita gunakan sebagai wujud kecintaan kita pada-Nya. Semoga kita masuk dalam kaum terbaik yang dijanjikan oleh Allah karena telah merengkuh kebajikan yang sempurna. “Hai orang-orang yang beriman, barang siapa yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya...” (QS. Almaidah [5]: 54)

Jakarta, 7 Mei 2007
Oleh Abu Bakar Fahmi

Kamis, 10 Mei 2007

EKSPRESIKAN DIRI LOE

Ekspresikan diri Loe!
begitu kira2 ungkapan sebuah iklan di TV! terkadang kita memang malu untuk mengkespresikan diri. Malu?? lebih tepatnya ga' PD. why?!? coz kita merasa ga punya kelebihan yg bisa diandalkan. itulah susahnya, kebanyakan dari kita underestimate ama diri sendiri!
sampe2 lupa kalo Allah yang MAHA PEMURAH telah memberi banyak nikmat pada hambaNYA...Sikap ini, akan selalu menjadikan kita manusia yang ga pernah mensyukuri nikmat ALLAH.
maak ga heran kalo sedikit2 terbersit tanya dalam hati:
kok aku begini?
coba....

Andai Saja....
Kalaulah...
Uhhhhh....Cape deghhhhh
jangan2 ntar kamu jadi S T R E SSSSSSS
Nikmatin aja apa yang Allah telah berikan, kerahkan segenap potensimu untuk berbuat dan memberi kemanfaatan buat Ummat. Bukankan Ummat yang terabik adalah ummat yang dapat memberi manfaat untuk orang lain.
So..saatnya kamu berbuat..saatnya kamu berkarya!

AKHIRNYA.....

Akhirnya...sy kembali nge-blog!
Apa kabar dunia????
kerinduan ini, tak lagi terbendung tuk menyapa dunia, mengisinya dengan berbagai warna.
Kali ini, memel tampil berbeda
MEL's DIARY menjadi tajuk pilhan buat blog ini.
Biarlah goresan pena ini membuat kita dekat.
Dekat untuk saling berbagi, mengisi dan mewarnai hariku, harimu, hari kita.
blog lamaku.......
slamat tinggal! bukan ku tak suka lagi padamu
tapi...gimana yah????
ah sudahlah..
selanjutnya
NANTIKAN KISAH MENARIK dari seorang MEMEL
ciyeeeeee:)

Selasa, 08 Mei 2007

AKU, MENCARI DIRIKU….

….Cukup jauh perjalanan ini kutempuh. Menapaki hari demi hari, menyisiri pagi hingga petang. Rembulan malu-malu menampakkan diri, lalu mentari datang dengan gagahnya. Setiap hari begitu. Selalu!. Bukankah ini sebuah keniscayaan?, maka seharusnya tak lagi ada tanya untuk itu. Aku tak menggugat hari, sama sekali tidak. Bukankah aku memang tak punya otoritas untuk itu. Siapa aku?, maka jawabnya aku bukan siapa-siapa. Sungguh tak tahu malunya diriku untuk menggugat hari. Toh, meskipun aku punya hak untuk itu, haripun tak salah. Jadi buat apa aku mencari justifikasi untuk menyalahkan hari.Perjalanan ini telah menempuh dua dekade. Perjalanan yang jika mau jujur, cukup melelahkan. Tapi, ini adalah konsekuensi atas sebuah pilihan. Jika tak mau menjalani, ya diakhiri. Gampang bukan?. Tapi bagaimana selanjutnya, ya harus diterima. Suka atau tidak suka, sebab itulah pilihan. Harus menerima segala konsekuensi dan risikonya. Tak kata ada penolakan. Sebab menolak berarti tak ada.Hari bergulir semakin jauh. Pilihan hidup ini semakin banyak. Tak cuma harus memilih satu diantara dua, tetapi satu diantara sepuluh. Atau bisa saja sepuluh diantara seratus, atau seratus diantara seribu atau bahkan seribu diantara milyaran pilihan. Dan kita tinggal memilih. Sederhana bukan?.Seperti hari ini, aku masih saja diperhadapkan pada pilihan, menentukan diriku. Sekadar memilih saja tentulah mudah. Varian pilihan yang ditawarkanpun banyak. Jadi, kenapa harus pusing. Tapi sekali lagi, aku harus menghitung untung rugi dari pilihanku. Menimbang sebelum memutuskan.Di perjalanan jauh ini (jika dikalikan dengan hari yang telah terlewati), aku mencari diriku. Mencari yang tersembunyi dari yang tak nampak. Seperti bermain petak umpet. Ayo...sembunyi dimana?. Mencari dan mencari. Aku terus mencari diriku, di tengah pilihan-pilhan yang ada. Kemana dirimu sahabat? Bagaimana cara aku tahu, dirimu bersembunyi dimana?. Aku memerlukan peta penunjuk arah. Aku butuh bisikan meski sekadar sinyal yang dibawa oleh angin. Aku masih mencari, dimana gerangan dirimu bersembunyi. Keluarlah sahabat, keluarlah. Tunjukkan wujudmu, biar kutahu siapa dirimu. Jika aku mengenalmu, maka aku mudah mengenali diriku. Aku mencarimu sahabat. Atau kau tak perlu dicari. Mungkinkah engkau datang tanpa aku mencarimu. Tapi aku terus mencarimu sahabat. Sebab rasanya mustahil engkau kan datang tanpa kucari. Aku harus menemukanmu sekarang. Bukan besok, apalagi lusa. Biar bisa kupersiapkan segalanya. Biar aku mengantarmu pada apa yang enkau inginkan. Biar aku bisa meraba kemana muara diriku. Aku mencarimu sahabat. Aku mencari diriku....( 14 Februari 2007, saat aku nerpikir tentang diriku, muaraku kelak).

KAMU JUGA BISA KOK!

UNIK! Ya unik. Kamu memang unik, Allah SWT menciptakan setiap manusia berbeda. Coba saja perhatikan sepasang anak kembar. Mereka memang mirip, tapi tidak sama bukan. Antara keduanya pastilah ada perbedaan khas masing-masing. Baik hal yang berfifat fisik ( warna kulit, model rambut, bentuk wajah dsb) maupun yang non-fisik (sifat, kebiasaan, bakat, minat). Perbedaan itulah, yang menjadikan setiap orang itu unik. The one person si different with other person. Jadi, sudah seharusnyalah kamu bangga sekaligus mensyukuri keunikan yang dianugerahkan Allah.Setiap pribadi manusia unik. Berarti tak ada lagi anggapan bahwa kalau Nisa jago menulis cerpen, Arifah mahir bermain alat musik, Nadya selalu menjuarai kompetisi ilmiah dan Ain pemenang olimpiade matematika sementara kamua memandang diri sendiri tak punya bakat yang juga layak dibanggakan. Pada diri setiap orang, terdapat keunggulan masing-masing. Bisa sama dan bisa juga tidak. Menjadi pelajar yang unggul, tak harus memiliki prestasi yang sama dengan orang lain. Justru dengan keunikan itu, setiap orang punya keunggulan masing-masing. Keunggulan itulah yang menjadi khas dirimu. Sehingga layak jika jika manusia dikatakan unik, betul nggak?...Tentu dong, Unik karena kekhasan potensi setiap masing-masing orang berbeda. Oke, sekarang kita sudah memiliki persepsi yang sama bahwa setiap orang memiliki potensi dan keunggulan khas masing-masing. Lalu apa selanjutnya...?. Maka, KENALI DIRI.Srie bisa tahu jika Darma punya keahlian membuat komik Meski hingga saat ini tak ada satupun komik Darma yang terpublikasikan. Mengapa Srie bisa mengetahui hal itu?. Ya tentu saja karena Srie mengenal Darma. Ia tahu jika darma berbakat untuk itu. Oleh karenanya Srie mengantar dan memperkenalkan Darma pada perusahan penerbitan dengan maksud agar karya Darma dapat diterbitkan. Begitu juga dengan kamu. Jika telah bisa mengenali siapa dirimu (termasuk minat dan bakat serta berbagai potensi diri ), tentu saja dengan mudah kamu dapat mengarahkan dan mengembangkan potensi tadi. Jika belum mengenali diri, maka wajar kalau kamu masih berkata: AKU TAK PUNYA BAKAT SEPERTI DIA, MAKA AKU TAK DAPAT BERPRESTASI.Sekarang kamu telah berada pada titik pengenalan terhadap kekhasan potensi diri. Maka hal terpenting juga, yakin dan percaya diri bahwa potensi tersebut sangat berharga. Jangan pernah malu untuk menyatakan bahwa kamu punya potensi di bidang tertentu. Apalagi, sampai memandang bahwa potensi yang kamu miliki tidak sehebat potensi orang lain. Atau bahkan lebih rendah. Contoh kasus: Popi merasa tidak pede kalau keahliannya meracik bumbu dan memasak yang super enak tidak bisa disetarakan dengan keahlian Jaka mengutak-atik komputer. Pede aja lagi! Keahlian kamu patut diperhitungkan. Siapa yang bilang kalau Bill Gates lebih hebat daripada.seorang chef Pastilah kita mengatakan kalau kedua-duanya sama hebatnya. Meskipun Bill Gates mampu menciptakan program Microsoft tapi belum tentu dia bisa membedakan antara jahe dan lengkuas J Sepakat nggak?. So..apapun potensi kamu, pede aja lagee. Justru akan lebih payah jika bakat kamu tidak terarah, bahkan kamu sendiri tidak mengenali potensi unik yang telah dianugerahkan Allah. Kamu juga harus percaya diri jika kamu bisa sukses, asal terus mau mengasah dan mengembangkan serta mengarahkan potensi unikmu.Potensi atau bakat setiap manusia, tidak mungkin dong menjadi lebih baik jika tidak dibarengi upaya mengembangkannya. Untuk itu kamu kudu mempersiapkan diri. SIAPAKAN AMUNISI. Coba deh kamu belajar dari kesiapan tempur tentara. Sebelum bertempur mereka tentunya sudah membaca medan dan kesiapan lawan. Jadi mereka tahu perlengkapan apa aja yang harus ada agar bisa memenangkan perang. Begitu juga dengan kamu. Kenali potensi lalu pikirkan apa yang perlu kamu siapkan untuk mengembangkannya. Simak kiat Rina, dia punya keahlian public relation. Wajar jika keterlibatannya di sebuah organisasi pelajar pada bidang Kemitraan Masyarakat dan Lembaga dapat dikatakan sukses. Rina sejak awal bisa mengenali potensinya. Tapi tak sebatas mengenali saja, Rina mengembangkan potensinya dengan banyak membaca, ikut pelatihan, dan kegiatan lain yang dapat mengembangkan potensi PR nya. Percuma dong, punya potensi tapi ga’ dikembangin. Sama aja kan dengan menyia-nyiakan potensi yang Allah anugerahkan.Kamu sudah punya amunisi, lantas?. It’s Show Time.. Aktualisasikan potensi kamu. Caranya?. Kamu bisa mengikuti berbagai kompetisi, lomba, pertandingan dan bentuk-bentuk lain sejenis. Bisa juga bergabung pada beberapa komunitas atau ikut berorganisasi. Saatnya kamu mengiplementasikan wujud syukurmu dengan karya nyata. Kalau potensimu menulis, mulailah menulis. Bergabung dengan komunitas penulis. Kirimkan karya tulis kamu ke majalah, koran atau media apa saja. Atau bisa juga kamu mengikuti lomba-lomba kepenulisan. Sayang kan, kalau potensi unikmu tadi tidak ga’ teraktualisasikan. Kalau ga’ juara? Ga’ dimuat? Gimana dong?......don’t worry….kamu tetap pemenang koq!. Mengalahkan kemalasan, ketakutan, ketidakpercayadirian, ragu, dan malu yang ada dalam dirimu berarti kamu layak dikatakan pemenang. Kamu telah berani untuk mengaktualisasikan potensi unikmu. Jadi ga’ ada alasan kalau kamu harus putus asa. Tapi ambillah setiap peluang yang ada, untuk terus mencoba. Karena prestasi adalah akumulasi dari kegagalan plus satu (peluang berikutnya). Kalau kamu berhenti karena putus asa, berarti kamu telah berpaling dari kemenangan yang menantimu di depan sana. Ingat...setiapa orang layak jadi pemenang! Karena sejak awal penciptaannnya, mental pemenang sudah ada dalam diri manusia itu sendiri. So...saatnya kamu berprestasi!

Kejujuran Hati

SETITIK CELAH
Cukupkah segenggam idealisme
Dalam balutan komitmen
Bila tidakLalu…apa?
Bila iyaMengapa…begini?
PencariankuTak menemukan arti bagiku
Pertahanan nan perkasaSedikit lagi akan runtuh
Setitik celah mengorek nurani
Merasuk ke dalam jiwa
Masihkah pantasSeorang ringkih berdiri tangguh
Berkata artiPERJUANGAN?
(2006, saatnya komitmen diuji)

Senin, 07 Mei 2007

tips keren

berPRESTASI yuuK!!

Udah Baca tapi Belum paham juga..don't be sad..neh ada Tips PRAKTIS memahami BUKU dari "AIDH al QARNI dalam bukunya MENJADI PELAJAR BERPRESTASI..simak yuk!1. Mengulang buku-buku tersebut..kata Uztad yang nulis Laa Tahzan ini, baiknya satu buku diulang baca hingga tiga kali (emm..kalo tiga kali sehari, jadinya mirip minum obat)2. Membaca sambil membawa buku catatan kecil..maksudnya biar bisa nyatat sesuatu yang dianggap penting dari buku yang dibaca3.Diskusi..! ini penting, biar pikiran kita jadi lebih tajam (setajam SILET)..Ok! selamat mencoba deghbuat Bang Qarni makaseeh yeee...